Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan Islam : Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam - Dalam pembahasan kali bisa membaca juga mengenai Teori-teori Pendidikan atau Pendidikan Seumur Hidup. Selanjutnya bisa membaca Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam.
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan islam di Indonesia khususnya,dan dunia islam pada
umumnya masih dihadapkan pada berbagai persoalan mulai dari soal rumusan
tujuan pendidikan yang kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat,sampai
kepada persoalan guru metode,kurikulum dan sebagainya. Upaya untuk
mengatasi masalah tersebut masih terus dilakukan dengan berbagai upaya.
Penataran guru,pelatiahn tenaga pengelola pendidikan dan lain sebagainya
harus dilakukan,namun masalah pendidikan teru bermunculan.
Upaya untuk memperbaiki kondisi kependidikan yang demikian itu
tamoaknya perlu dilacak pada akar permasalahannya yang bertumpu pada
pemikiran filosofis. Filsafat pendidikan islsm secara umum akan mengkaji
berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan,mulai dari visi
misi,dan tujuan pendidikan,dasar-dasar dan asas-asas pendidikan
islam,konsep manusia,guru,anak didik,kurikulum,dan metode sampai dengan
evaluasi dalam pendidikan secara filosofis. Dengan
kata lain,ilmu ini akan mencoba mempergunakan jasa pemikiran. Kenyataan
menunjukan adanya kiblat-kiblat pendidikan islam yang belum jelas
Pendidikan islam masih belum menemukan format dan bentuknya yang khas
sesuai dengan agama islam hal ini selain karena banyaknya konsep
pendidikan yang ditawarkan para ahli yang belum jelas keislamannya,juga
karena belum banyak pakar pendidikan islam yang merncang pendidikan
islam secara seksama.
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian filsafat Pendidikan Islam
Istilah
"filsafat" dapat ditinjau dari dua segi, yakni:segi semantic: kata
filsafat berasal dari bahasa arab "falsafah" yang berasal dari bahasa
yunani,"fhilosophia", yang berarti philos artinya cinta,suka dan Sophia
artinya pengetahuan,hikmah.jadi "philoshopia"berarti cinta kepada
kebijaksanaan,kearifan atau cinta kepada kebenaran.
Segi
praktisnya:filsafat berarti alam pikiran.filsafat adalah hasil akal
manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan
sedalam-dalamnya.Dengan kata lain filsafat adalah ilmu yang mempelajari
dengan sunguh-sunguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Berbagai
pendapat para ahli yang mencoba merumuskan pengertianfilsafat
pendidikan islam.Muzayyin Arifin bependapat tentang filsafat pendidikan
islam adalah konsep berfikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau
berlandaskan ajaran-ajaran agama islam hakekat kemampuan manusia untuk
dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim
yang seluruh pribadinya dijiwai oleh agama islam.Definisi ini memberi
kesan bahwa filsafat pendidikan islam sama dengan filsafat pada
umumnya.Dalam arti bahwa filsafat pendidikan islam mengkaji tentang
berbagai masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan,seperti manusia
sebagai subyek dan obyek pendidikan,kurikulum,metode,lingkungan,guru,dan
sebagainya.Bedanya dengan filsafat pendidikan pada umumnya adalah bahwa
didalam filsafat pendidikan islam,semua masalah kependidikan tersebut
selalu didasarkan pada ajaran islam yang bersumberkan al-quran da
al-hadist.Denag kata lain bahwa kata islam yang mengiringi kata filsafat
pendidikan itu menjadi sifat,yakni sifat dari filsafat pendidikan
tersebut.
Ahmad d.marimba mengatakan bahwa filsafat pendidikan islam bukanlah filsafat pendidikan tanpa batas.
Adapun
pendapat Omar Muhammad al-tomy al-saibany: menurutnya bahwa filsafat
pendidikan islam tidak lain ialah pelaksanaan pandangan filsafat dari
kaidah filsafat islam dalam bidang pendidikan yang didasarkan dalam
ajaran islam.
Dari
pendapat-pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa filsafat pendidikan
islam itu merupakan kajian secara filosofis mengenai berbagai
masalahyang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada
al-quran dan al-hadist sebagai sumber primer,dan pendapat para ahli,
khususnya para filosofis muslim,sebagai sumber sekunder.Selain itu
filsafat pendidikan islam dapat pula dikatakan suatu upaya menggunakan
jasa filsafat,yakni berfikir secara mendalam,sistematik.Filsafat
pendidikan islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat
pendidikan yang berlandaskan ajaran islam atau filsafat pendidikan yang
di jiwai oleh ajaran islam.Jadi ia bukan filsafat yang bercorak
liberal,bebas, tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran
filsafat pada umumnya.
Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam :
Omar Muhammad al-taomy al saibny mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari filsafat pendidikan islam tersebut sebagai berikut :
- Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap sistem pendidikan.
- Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilain pendidikan dalam arti yang menyeluruh.penilaian pendidikan itu dianggap persoalan yang perlu bagi setiap pengajaran yang baik.
- Filsafat pendidikan islam akan menolong dalam memberikan pendalaman pikiran bagi faktor-faktor spiritual,kebudayaan,sosial,ekonomi, dan politik dinegara kita.
Fungsi
pendidikan lebih konkrit lagi dijelaskan oleh Ahmad
D.Marimba.Menurutnya bahwa filsafat pendidikan islam dapat menjadi
pegangan pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan generasi-generasi baru
yang berkepribadian muslim.
Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan islam itu seharusnya bertugas dalam 3 dimensi, yakni :
- Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan islam.
- Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan pendidikan tersebut
- Melakukan evaluasi terhadap metode yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut.
Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat
pendidikan islam sudah dipastikan memiliki metode pengembangan dan
pengkajiannya yang khas,karena metode inilah sesungguhnya yang
memberikan petunjuk operasional dan teknis dalam mengembangkan suatu
ilmu.
Metode
pengembangan filsafat pendidikan islam ini.Sebagai suatu sumber,
pengembangan sutu ilmu biasanya memerlukan empat hal sebagai berikut:
Pertama,bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengembangan filsapat pendidikan.
Kedua, metode pencarian bahan
Ketiga, metode pembahasan
Keempat, pendekatan
Itulah langkah pokok yang dapat digunakan untuk mengkaji dan
mengembangkan filsapat islam. Jika seseorang misalnya ingin meneliti
masalah pendidikan islam, dan hasil penenlitiannya itu ingin di bukukan,
maka cara tersebut di atas dapat membantu sekedarnya.
VISI, MISI DAN SIFAT PENDIDIKAN ISLAM
A.Pengantar
Pendidikan islam adalah pendidikan yang di laksanakan berdasarkan pada
ajaran islam. Karena ajaran islam berdasarkan alqur'an, as-sunnah,
pendapat ulama serta warisan sejarah, maka pendidikan islam pun
mendasarkan diri pada alqur'an, as-sunnah, pendapat para ulama serta
warisan sejarah tersebut
Dengan demikian, perbedaan pendidikan islam dengan pendidikan lainnya,
di tentukan oleh adanya dasar ajaran islam tersebut. Jika pendidikan
lainnya didasarkan pada pemikiran rasional yang sekuler dan impristik
semata, maka pendidikan islam selain menggunakan pertimbangan rasional
dan data empiris juga berdasarkan pada alqur'an, as-sunnah pendapat
ulama dan sejarah tersebut
Dalam perjalanan sejarahnya, sebuah kegiatan pendidikan di tentukan
oleh visi, misi, dan sifat yang melatar belakanginya. Dalam berbagai
referensi kami masih belum menjumpai rumusan tentang visi, misi, dan
sifat pendidikan islam tersebut secara eksplisit. Yang ada, pada umumnya
adalah rumusan tentang tujuan, kurikulum metode belajar-mengajar,
kriteria guru dan berbagai aspek pendidikan lainnya. Rumusaan tentang
visi, misi, dan sifat pendidikan islam yang demikian penting itu belum
sempat terpikirkan, walaupun berbagai isyarat di dalam alqur'an,
alhadits dan berbagai sumber ajaran islam lainnya, rumusan tentang visi,
misi, dan sifat pendidikan islam tersebut dapat dirumuskan.
B. visi pendidikan islam
Visi pendidikan islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran islam itu
sendiri yang terkait dengan visi kerasulan para Nabi, mulai dari visi
kerasulan Nabi Adam hingga kerasulan Nabi Muhammad Saw, yaitu membangun
sebuah kehidupan manusia yang patut dan tunduk kepada Allah SWT.
Dengan demikian visi pendidikan islam yang sejalan dengan visi ajaran
islam yang bertumpu pada terwujudnya kasih sayang bagi semua makhluk
ciptaan Allah, ternyata memiliki jangkauan pengertian yang amat luas.
Yaitu sebuah kasih sayang yang tulus dan menjangkau pada seluruh aspek
kehidupan manusia dan digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Visi pendidikan islam yang bertumpu pada mewujudkan rahmat bagi seluruh
alam itu, memperlihatkan bahwa pendidikan islam memiliki sebuah
tanggung jawab yang amat berat, kompleks, multi dimensil, dan berjangka
panjang. Visi pendidikan islam terkait erat dengan upaya mewujudkan
sebuah tata kehidupan yang harmoni, aman, damai, sejahtera lahir dan
bathin.
Berdasarkan pada visi yang demikian itu, maka setiap penyimpangan dalam
penyelenggaraan pendidikan islam dapat dengan mudah diketahui. Sebuah
kegiatan pendidikan yang memperlakuakan anak didik secara tidak
manusiawi, tidak adil, merusak jasmani, rohani dan akalnya, merusak masa
depannya serta mengajarkan cara hidup yang keras, tidak bersahabat,
atau mengajarkan memusuhi orang lain dan seterusnya dapat diduga bahwa
pendidikan tersebut telah menyimpang dari visi pendidiakan islam.
Demikian pula sebuah kegiatan pendidikan yang hanya menyuruh manusia
memperhatikan aspek kehidupan saja, atau aspek ke akhiratan saja, atau
membuatnya tidak berdaya dalam menghadapi kehidupan, maka pendidikan
tersebut tidak lagi dapat dikatakan sebagai pendidikan islam.
Visi pendidikan islam yang demikian itu selanjutnya di jabarkan dan
diturunkan pada dataran yang sesuai dengan tingkatannya secara lebih
spesifik. Visi ini kemudian digunakan sebagai cita-cita, tujuan jangka
panjang, arah, tujuan dan sekaligus tolak ukur untuk mengukur tentang
seberapa jauh kegiatan pendidikan yang dilaksanakannya telah mencapai
tujuan.
C. Misi Pendidikan Islam
Sejalan dengan visi pendidikan islam sebagaimana tesebut di atas, maka
misi pendidikan islam juga erat kaitannya dengan misi ajaran islam.
Berdasarkan petunjuk dan isyarat yang terdapat didalam alqur'an, di
jumpai informasi bahwa misi pendidikan islam terkait dengan upaya
memperjuangkan, menegakkan, melindungi, mengembangkan, menyantuni dan
membimbing tercapainya tujuan kehadiran agama bagi manusia.
Misi
ajaran islam yang memuliakan manusia demikiakan itu, menjadi misi
pendidiakan islam. Terwujudnya manusia yang sehat jasmani, rohani, dan
akal pikiran, serta memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, akhlak yang
mulia, keterampilan hidup yang memungkinkan ia dapat memanfaatkan
berbagai peluang yang diberikan oleh Allah termasuk pula mengelola
kekayaan alam yang ada di daratan, di lautan, bahkan di luar angkasa
adalah merupakan misi pendidikan islam.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa misi pendidikan islam berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut. Pertama,
terkait dengan upaya mengangkat harkat dan martabat manusia. Kedua,
terkait dengan upaya memberdayakan manusia agar ia dapat melaksanakan
fungsinya sebagai khalifah di muka bumi dalam rangka ibadah kepada
Allah. Ketiga, terkait dengan upaya mengatasi berbagai masalah yang di
hadapi ummat manusia, yaitu masalah aqidah, ibadah, syariah, ekonomi,
politik, sosial, budaya, adat istiadat, hukum, ilmu pengetahuan,
pendidikan dan sebagainya. Keempat, terkait dengan upaya menegakkan
akhlak yang mulia pada seluruh aspek kehidupan tersebut.
Dengan misi yang demikian itu, maka pendidikan islam memiliki tanggung
jawab yang amat berat, besar dan kompleks terkait dengan seluruh aspek
kehidupan manusia.
DASAR DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN DALAM AL-QUR'AN
A. Dasar-dasar pendidikan
Yang dimaksud dengan dasar pendidikan adalah pandangan hidup yang
melandasi seluruh aktvitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah
ideal dan fundamental maka di perlukan landasan pandangan hidup yang
kokoh dan komprehensif, serta tidak mudah berubah. Hal ini karena telah
di yakini memiliki kebenaran yang telah teruji oleh sejarah. Kalau
nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang dijadikan dasar pendidikan itu
bersifat relatif dan temporal, maka pendidikan akan mudah
terombang-ambing oleh kepentingan dan tuntutan sesaat yang bersifat
teknis dan pragmatisl.
Dengan
demikian, sebuah dasar pendidikan harus sesuatu yang bersifat
filosofis. Begitu pentingnya pertimbangan filosofis dalam menentukan
dasar pendidikan, maka Winarno Surachmad berpendapat, bahwa filsapat
pendidikan adalah fundamen untuk melahirkan praksis, tanpa fundamen itu
tidak ada pendidikan. Perbuatan pendidikan yang tidak berdasar, yang
tidak bertujuan, yang tidak disertai dengan keyakinan mengenai kebaikan
dan kebenaran, yang diperbuatnya itu bukanlah perbuatan pendidikan.
B. Asas-asas Pendidikan
Menurut hasan langgulung, bahwa pendidikan itu mempunyai asas-asas
tempat ia tegak dalam materi interaksi, inovasi dan cita-citanya.
Seperti halnya kedokteran, tekhnik ataupun pertanian masing-masing tidak
dapat berdiri sendiri, melainkan merupakan satu sarana dimana di
praktekkan sejumlah ilmu yang erat hubungannya antara satu dan lainnya.
Berdasarkan pandangan tersebut dapat diketahui, bahwa yang dimaksud
dengan asas-asas pendidikan adalah sejumlah ilmu yang secara fungsional
sangat di butuhkan untuk membangun konsep pendidikan termasuk pula dalam
melaksanakannya.
Selanjutnya ilmu sosial sebagai asas pendidikan berfungsi sebagai
pemberi kerangka budaya dari mana pendidikan itu bertolak dan bergerak.
Kemudian ilmu ekonomi sebagai asas pendidikan berfungsi sebagai pemberi
persfektif tentang potensi-potensi manusia dan keuangan, materi dan
persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan bertanggung jawab terhadap
anggaran belanjanya.
Selanjutnya ilmu politik dan manajemen sebagai asas pendidikan
berfungsi sebagai pemberi bingkai ideologi darimana ia bertolak untuk
mencapai tujuan yang di cita-citakan dan rencana yang telah dibuat.
Selanjutnya ilmu filsapat sebagai asas pendidikan berfungsi sebagai
sarana untuk memilih yang lebih baik, memberi arah suatu sistem,
mengontrol serta memberi arah terhadap semua asas-asas yang lain
sebagaimana disebutkan di atas.
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
A. kedudukan Pendidik Dalam Islam
Pendidik
adalah spritual father (bapak rohani), bagi peserta didik yang
memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan
meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu pendidik memiliki
kedudukan tinggi. Dalam beberapa hadists disebutkan: "jadilah engkau
sebagai guru, atau pelajar, atau pendengar, atau pencinta dan janganlah
engkau menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak". Dalam
hadits Nabi Saw yang lain: "tinta seorang ilmuwan (yang menjadi guru)
lebih berharga dari pada darah para syuhada". Bahkan islam menempatkan
pendidik setingkat dengan derajat seorang Rosul
As-syauki bersyair: "berdiri dan hormatilah guru dan berilah
penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang Rosul".
Al-ghozali menukil beberapa hadits Nabi tentang keutamaan seorang
pendidik. Ia berkesimpulan bahwa pendidik tersebut sebagai orang-orang
besar yang aktifitasnya lebih baik dari pada ibadah setahun (perhatikan
QS.At-Taubah:122). Selanjutnya Al-ghozali menukil dari perkataan para
ulama yang menyatakan bahwa pendidik merupakan pelita segala zaman,
orang yang hidup semasa dengannya akan memperoleh pancaran cahaya ke
ilmiahannya. Andai kata dunia tidak ada pendidik, niscaya manusia
seperti binatang. Sebab, pendidikan adalah upaya mengeluarkan manusia
dari sifat kebinatangan (baik binatang buas, maupun binatang jinak)
kepada sifat insaniyah dan ilahiyah.
PENUTUP
Islam
dengan sumber ajarannya al-qur`an dan as-sunah yang perkaya oleh
penafsiran para ulama`ternyata telah menunjukkan perhatian dengan jelas
dan tinggi terhadap berbagai masalahyang terhadap dalam bidang
pendidikan.karenanya tidak heran untuk kita katakana bahwa secara
epistimologis islam memiliki konsepyang khas tentang pendidikan yakni
pendidikan
Demikian
pula pemikiran filsafat islam yang diwariskan para filosof muslim
sangat kaya dengan bahan-bahan yang dapat dijadikan rujukan guna
membangun filsafat pendidikan islam.Namun demikian, adanya pandangan
tersebut bukan berarti islam bersikap eksklusif.Rumusan, ide dan gagasan
mengenai kependidikan yang datang dari luar dapat saja diterima oleh
islam, apabila mengandung persamaan dalam prinsip,(dan tidak
bertentanga.
Zaman
dan tantangan yang dihadapi masa sekarang berbeda dengan yang lalu.
Karena itu upaya penggalian masalah kependidikan tidak boleh berhenti
jika sepakat bahwa pendidikan islam ingin eksis ditenga-tengah
percaturan global.
DAFTAR PUSTAKA
Nata,Abuddi.2005.Filsafat pendidikan islam.Jakarta:Gaya media pratama
http://kumpulanmakalahkuliah.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat.html
No comments: