Sejarah dan juga Ruang Lingkup Ulumul Qur'an
Ulumul Qur'an : Sejarah dan juga Ruang Lingkup Ulumul Qur'an - Mengenai pembahasan Ulumul Qur'an mengenai Sejarah dan juga Ruang Lingkup Ulumul Qur'an bisa dibaca di bawah ini, dan jika berminat bisa membaca juga Iman yang Memasukkan Syurga. Selanjutnya silahkan untuk menyimak materi mengenai Sejarah dan juga Ruang Lingkup Ulumul Qur'an.
1. ) Pengertian Ulumul Qur'an
Istilah ulumul qur'an berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata yaitu "ulum" dan "al-qur'an".
Kata
"ulum" menurt pengertian dari segi bahasa (bentuk plural), artinya
al-fahmu wa al-ma'rifat (pemahaman dan pengetahuan) atau juga berarti
ilmu-ilmu.
Dan kata "al-qur'an" menurut pengertian dari segi bahasa
v Al-qur'an dalam bentuk masdar dari kata kerja qara'ah berarti bacaan. Pendapat ini berdasarkan firman Allah:
أن علينا جمعه وقرانه فاذا قرأنه فاتبع قرأنه (القيامة 18-75)
v Al-qur'an
dalam bentuk kata sifat dari al-qor'u yang bemakna al-jam'u (kumpulan)
karena al-qur'an terdiri dari sekumpulan surat dan ayat yang memuat
kisah-kisah para nabi, perintah serta larangan.
v Al-Qur'an
adalah isim alam bukan kata bentukan dan sejak awal digunakan sebagai
kitab suci umat islam, pendapat ini diriwayatkan oleh imam syafi'i.
Dari
ketiga pendapat diatas, yang paling tepat adalah pendapat pertama.
Sedangka al-qur'an menurut pengertian dari segi istilah adalah
pembahasan-pembahasan masalah yang berhubungan dengan al-qur'an, dari
segi turunnya, urut-urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya,
mukjizatnya, nasikh dan mansukhnya dan penolakan/bantahan terhadap
hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadap al-qur'an.
Ulumul
qur'an berbeda dengan suatu ilmu yang merupakan cabang dari ulumul
qur'an. Misalanya ilmu tafsir yang menitik beratkan pembahasannya pada
penafsiran ayat-ayat al-qur'an. Sedangkan ulumul qur'an membahas
al-qur'an dari segala segi yang ada relevasinya dengan al-qur'an. Karena
itu, ilmu itu diberi nama ulumul qur'an dengan bentuk jama', bukan
ulumul qur'an dengan bentuk mufrod.
2. ) Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ulumul Qur'an.
a) Keadaan ulumul qur'an pada abad I dan II H.
Al-qur'an
sudah tercatat pada masa nabi tapi tulisan-tulisan al-qur'an pada masa
nabi tidak terkumpul dalam satu mushaf, masih berserakan pada
kulit-kulit, tulang-tulang, pelepa kurma, daun kayu, pelana, lempengan
batu. Kemudian atas usulan umar bin khotob, abu bakar memerintahkan zaid
bin tsabit untuk mengumpulkan catatan-catatan tersebut dalam satu
mushaf, dengan ayat-ayat dan surat-surat yang tersusun serta dituliskan
dengan sangat hati-hati dan mencakup tujuh huruf yang dengan itu
al-qur'an diturunkan. Karena islam pada saat itu dihadapkan pada
peristiwa-peristiwa besar berkenaan dengan murtadnya sejumlah orang
arab. Perang yamamah itu melibatkan sejumlah besar sahabat penghafal
al-qur'an dalam peperangan ini tujuh puluh qori' dari para sahabat
gugur.
Pada
masa pemerintahan usman bin affan terjadi perselisihan dikalangan umat
islam mengenai bacaan al-qur'an, maka kholifah usman mengambil tindakan
penyeragaman tulisan al-qur'an demi menjaga keseragaman al-qur'an dan
menjaga persatuan umat islam. Dan tindakan kholifah usman tersebut
merupakan perintisan bagi lahirnya suatu ilmu yang kemudian dinamai
"ilmu rasmil qur'an" atau "ilmu rasmil usman".
Pada
masa pemerintahan ali bin abi tholib makin bertambah banyak
bangsa-bangsa non arab yang masuk islam dan mereka salah dalam membaca
al-qur'an, sebab mereka tidak mengerti i'robnya (harokat-harokatnya,
huruf-hurufnya belum ada titiknya). Dan abul aswad al-duali menyusun
kaidah-kaidah bahasa arab, demi menjaga keselamatan bahasa arab yang
menjadi bahasa al-qur'an. Maka tindakan kholifah ali yang bijaksana ini
dipandang sebagai perintis bagi lahirnya ilmu nahwu dan ilmu i'robil
qur'an.
Diantara
para musafir terpopuler dikalangan sahabat nabi adalah empat kholifah,
ibnu mas'ud, ibnu abbas, ubay bin kaab, zaid bin tsabit, abu musa
al-asy'ari dan abdullah bin az-zubair.
Sedangkan pada abad ke-II
H, maka para ulama memberikan prioritas atas penyusunan tafsir.
Diantaranya syu'bah bin al-hajjaj, sufyan bin uyainah, dan waki' bin
al-jarroh.
b) keadaan ulumul qur'an pada abad ke III dan IV H.
Pada abad ke-III H diantara ulama mulai menyusun beberapa ilmu al-qur'an, ialah:
1. ali bin al-madini (menyusun ilmu asbabun nuzul)
2. Abu ubaid al-Qosim bin Salam (menyusun ilmu nasikh wal mansukh dan ilmu qiroat)
3. Muhammad bin Ayyub Al-dhirris (menyusun ilmu makky wal madany)
4. Muhammad bin Kholaf Al-Marzuban (menyusun kitab al-hawi fi ulumil qur'an)
Pada abad ke-IV H diantara ulama mulai menyusun ilmu ghoribul qur'an dan ulumul qur,an, ialah:
1. Abu Bakar Al-Sijistani
2. Abu Bakar Muhammad bin Al-Qosim Al-Anbari
3. Abul Hasan Al-Asy'ari
4. Abu Muhammad Al-Qossab Muhammad Bin Ali Al-Karakhi
5. Muhammad Bin Ali Al-Adwafi
c) Keadaan Ulumul Qur'an Pada Abad Ke V dan VI H
Pada abad ke-V H mulai disusun ilmu i'robil qur'an dan masih terus menulis ulumul qur'an, ialah:
v Ali bin Ibrahim bin said al-khuffi
v Abu 'amr Al-dani
Pada
abad ke-VI H, disamping terdapat ulama yang meneruskan pengembangan
ulumul qur'an, juga terdapat ulama yang mulai menyusun ilmu mubhamatil
qur'an mereka itu antara lain, ialah :
1. Abul Qosim dan Abdurrahman Al-Suhaili
2. Ibnul Jauzi
d) Keadaan ulumul qur'an pada abad ke-VII dan VIII H.
Pada
abad ke-VII H, ilmu-ilmu al-Qur'an terus berkembang dengan mulai
tersusunnya ilmu majazul qur'an dan ilmu qiroat. Diantaranya :
1. Ibnu Abdissalam
2. Allamuddin Al sakhowi
3. Abu Syama
Pada abad ke-VIII H, munculah beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru, diantaranya :
1. Ibnu Abil Isba' (menyusun ilmu badaiul qur'an)
2. Abnu Qoyyim (menyusun ilmu Aqsamil Qur'an)
3. Najmuddin Al-Thufi (menyusun ilmu hujajil Qur'an atau ilmu jadadil Qur'an)
4. Abul Hasan Al-Mawardi (mewnyusun ilmu Amtsalil Qur'an)
5. Baddruddin Al-Zarkasi (menyusun kitab Al-Burhan fi ulumil Qur'an)
e) Keadaan ulumul Qur'an pada abad ke-IX dan X H
Pada abad ini, perkembangan ulumul qur'an mencapai kesempurnaannya. Diantara ulama yang menyusun ulumul qur'an :
1. Jalaluddin Al-Bulqimi
2. Muhammad Bin Sulaiman Al-Kafiaji
3. As-suyuti
f) Keadaan ulumul Qur'an pada abd ke-XIV H
Pada
abad ini, telah bangkit kembali perhatian ulama menyusun kitab-kitab
yang membahas Al-Qur'an dari berbagai segi, diantaranya : Thohir
Al-Jazairi, Jalaluddin Al-Qoim, Muhammad Abdu Adzim Az-Zarqoni, Muhammad
Ali Salamah, Thanthowi Jauhari, Muhammad Shodiq Al-Rofi'i, Musthofa
Al-Maragi, dll.
3). Ruang Lingkup Ulumul Qur'an
Ulumul
Qur'an adalah suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup yang luas. Ulumul
Qur'an meliputi semua ilmu yang ada kaitannya dengan al-Qur'an seperti
ilmu tafsir, ilmu Balaghoh, Ilmu i'rob al-Qur'an dan sebagainya. Bahkan,
sebagian ilmu ini masih dapat dipecah kepada beberapa cabang dan macam
ilmu yang masing-masing mempunyai objek kajian tersendiri. Dan setiap
objek dari ilmu-ilmu ini menjadi ruang lingkup ulumul Qur'an. Demikian
luasnya ruang lingkup kajian ulumul Qur'an sehingga sebagian ulama
menjadikannya seperti luas yang tak terbatas.
As-suyuti
memperluasnya sehingga memasukkan astronomi, ilmu ukur, kedokteran dan
sebagainya kedalam pembahasan ulumul Qur'an. Namun demikian,
As-shiddiqin segala macam pembahasan ulumul Qur'an itu kembali kepada
beberapa pokok persoalan, sebagai berikut :
1. Persoalan Nuzul
2. Persoalan Sanad
3. Persoalan Ada' al-Qiroah
4. Pembahasan yang menyangkut lafadz al-Qur'an
5. Persoalan makna al-Qur'an yang berhubungan dengan hukum
6. Persoalan makna al-Qur'an yang berhubungan dengan lafadz
Namun
persoalan-persoalan yang dikemukakannya juga tidak keluar dari
ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Pandangan ini tampaknya sejalan dengan
pendapat al-Zarqoni yang tidak setuju memasukkan ilmu-ilmu lain seperti
astronomi, kosmologi, ekonomi, dan lain sebagainya.
Namun
demikian, pandangan seperti yang dikemukakan oleh al-Zarqoni ini perlu
ditinjau lebih jauh. Para musafir dan pemikir islam dewasa ini semakin
merasakan perlunya ilmu-ilmu yang se;lama ini dianggap sekular seperti
kosmologi, astronomi, kedokteran dalam menafsirkan al-Qur'an.
Dari
keterangan diatas, dapat dipahami bahwa pada dasarnya menjadi pokok
pembahasan ulumul Qur'an adalah ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Namun,
melihat kenyataan adanya ayat-ayat yang menyangkut berbagai aspek
kehidupan dan tuntutan yang semakin besar pada petunjuk al-Qur'an, maka
untuk menafsirkan ayat-ayat menyangkut disiplin ilmu tersebut,
penafsiran ayat-ayat kauniah memerlukan pengetahuan astronomi, ayat-ayat
ekonomi dan politik
No comments: